Sabtu, 27 Mei 2017

Tantangan Atlet Loncat Indah di Tengah Bulan Puasa

Tantangan Atlet Loncat Indah di Tengah Bulan Puasa






Jakarta – Atlet-atlet loncat indah, terutama yang beragama Islam, akan menghadapi tantangan besar di bulan Ramadan. Mereka memasuki tahap persiapan khusus menjelang SEA Games 2017.

Dalam tahap persiapan khusus, teknik dan loncatan dalam air menjadi fokus pelatih. Namun, tantangannya tidak hanya terbatas itu saja. Para atlet juga harus berlatih di tengah kewajiban mereka untuk berpuasa.

“Tantangan di bulan ramadan ini cukup berat karena wajib berpuasa, jauh dari keluarga, sementara kami tetap harus berlatih karena akan mempersiapkan diri ke Asian Diving Cup di Macau, pertengahan Juni mendatang,” kata atlet pelatnas loncat indah, Eka Purnama Indah, saat dihubungi detikSport pada Sabtu (27/5/2017).

Eka menjadi satu dari 12 atlet yang dipersiapkan PRSI untuk menghadapi SEA Games 2017 di Malaysia, yang akan berlangsung pada 19-30 Agustus mendatang. Eka sendiri sudah langganan di multievent tersebut dan sudah terbiasa juga menjalani latihan di bulan Ramadan.

“Soal menu makanan sejauh ini juga tidak ada yang berbeda karena baru hari pertama puasa. Kalau tahun sebelumnya sih makanan dan vitamin yang dikonsumsi sama saja. Hanya pola waktu makannya saja yang sedikit berubah. Tetapi selama niatnya tetap berpuasa, insya Allah bisa menjalani keduanya latihan dan ibadah,” ujar Eka.

Kondisi ini memang tak hanya membuat para atlet harus pintar-pintar menjaga kondisi, tapi pelatihnya dituntut punya strategi khusus dalam mengatur porsi latihan. Terlebih lagi, waktu yang tersisa juga tak banyak.

“Secara khusus program menu latihan tidak ada yang berubah. Setelah persiapan umum kami fokus di strength and conditioning di Jakarta, dua pekan lalu kami bertolak ke Selangor, Malaysia, untuk mempertajam teknik loncatan inti. Cuma karena ini hari pertama puasa jadi kemarin kami pulang dulu ke tanah air. Rencananya, Senin pekan depan kami kembali training camp di Malaysia,” kata pelatih nasional loncat indah, Harli Ramayani, yang dihubungi terpisah.

Harli menyadari kebanyakan atlet memilih untuk tetap berpuasa karena sudah terbiasa. Namun, di waktu-waktu tertentu dan demi kepentingan periodisasi latihan, biasanya dia menyarankan untuk mengganti puasa dengan membayar fidyah.

“Kami sudah sering melewati bulan puasa di kolam, jadi kalau mereka mampu ya tidak masalah. Tapi biasanya kalau latihannya sudah berat, saya menyarankan mereka untuk fidyah dengan memberi makan anak-anak yatim piatu. Alhamdullilah semua mengerti. Toh hari libur biasanya mereka gunakan untuk puasa juga. Tapi yang latihannya berat saja pakai fidyah,” ujarnya.



(mcy/mfi)



Source by [author_name]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar