Jakarta – Penampilan Apriyani Rahayu pada fase grup Piala Sudirman 2017 mendapatkan apresiasi dari legenda bulutangkis Imelda Wiguna. Dia juga berharap agar Apriyani mampu menjadi juara level dunia.
Apriyani tampil sekali pada Piala Sudirman di Gold Coast. Diduetkan dengan Greysia Polii pada ganda putri, dia tampil pada partai terakhir saat Indonesia menghadapi Denmark.
Dalam laga dengan Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen, Greysia/Apriyani memang kalah 18-21, 21-13, 13-21. Kehilangan gim pertama sekaligus memupuskan harapan Indonesia babak knock out. Namun, penampilan ngotot Apriyani dan berulang kali mampu membuat serangan berbahaya terhadap Kamilla/Christinna mendapatkan pujian dari netizen.
Imelda yang juga mempunyai nomor spesialis ganda putri di saat masih aktif sebagai pemain juga memuji Apriyani. Namun, dia mengingatkan agar PBSI mampu membuat Apriyani meraih kemenangandalam tiap turnamen yang diikutinya bukan hanya main bagus.
“Ganda putri memang yang kelihatan baru Apriani bersama Greysia. Ada satu saja sebenarnya kita sudah punya harapan. Nah, karena hanya punya satu itu mari kita jaga bersama-sama,” kata Imelda yang saat dihubungi detikSport pada Rabu (31/5/2017).
Apriyani Rahayu berpasangan dengan Greysia Polii di Piala Sudirman 2017. Foto: Humas PBSI
|
“Apriyani memang sudah terlihat potensinya sejak masih dibesarkan Pelita (milik Icuk Sugiarto) hingga kemudian diserahkan kepada Jaya Raya. Makanya, saya juga tak kaget dengan penampilan Apriyani di Piala Sudirman.
“Namun, pesan saya buat Apriyani dan PBSI bermain bagus saja tidak cukup. Lebih penting soal bagaimana agar penampilan itu bisa terpelihara dan grafiknya terus naik. Saya sebagai pengurus klub berharap jangan sampai prestasinya berhenti,” ujar Imelda yang menjadi pemilik medali emas Asian Games 1978 bersama Verawaty Fajrin itu.
Imelda berharap PBSI pandai-pandai merawat potensi pemain seperti Apriyani. Dia mengusulkan agar PBSI tak hanya menggeber kemampuan fisik dan teknik, tapi juga menjaga psikologis si pemain agar tetap rendah hati.
“Penting bagi PBSI untuk juga memikirkan hal-hal nonteknis si pemain. Seperti, bagaimana cara berpikir seorang atlet, bagaimana agar si atlet ini tetap rendah hati dan bijak. Juga tentang cara mereka menghadapi media dan bagaimana mengontrol keuangan yang tiba-tiba nilainya berkali lipat dibandingkan saat sebelum masuk pelatnas,” tutur Imelda.
“Pesan ini bukan hanya untuk Apriyani, tapi semua atlet di sana. Jangan sampai prestasi mentok justru karena kalah dari hal-hal nonteknis,” tutur dia.
(mcy/fem)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar