Paris – Petenis nomor satu dunia Andy Murray mengaku kesulitan untuk terus merasa termotivasi. Menyusul performa buruk yang sedang dialaminya sejak awal musim ini.
Usai menyandang statust petenis nomor wahid pada akhir tahun 2016, Murray justru mundur. Dia dua kali mencapai final [sekali juara] dalam delapan turnamen yang diikuti, itupun bukan turnamen nomor elite.
Murray bahkan tersingkir lebih awal di turnamen-turnamen penting. Setelah terdepak di babak keempat Australia Terbuka, petenis Britania itu tersingkir di babak kedua Indian Wells, babak ketiga Monte Carlo Masters, semifinal Barcelona Terbuka, babak ketiga Madrid Terbuka, dan terakhir babak kedua Italia Terbuka.
Performa itu jelas bukan modal bagus bagi Murray menjelang digelarnya Grand Slam tanah liat di Prancis, akhir bulan ini.
“Aku mendapatkan titel nomor satu di dunia pada akhir tahun lalu dan ada waktu-waktu di tahun ini di mana sulit untuk menjaga motivasi dan menetapkan target-target baru,” ungkap Murray di Reuters.
“Tapi dalam lebih dari tujuh, delapan tahun karierku aku selalu ingin tampil yang terbaik dan memainkan permainan terbaikku di turnamen-turnamen grand slam. Dan itu masih menjadi keinginanku sekarang.”
Saat ditanya apakah sekarang ini merupakan periode terburuk dalam kariernya, Murray menjawab: “Tidak. Aku menyandang statust nomor satu. Aku pernah dalam situasi yang lebih buruk daripada ini.”
“Ketika aku mengalami cedera punggung, hal itu sangat sulit untukku. Ada waktu-waktu ketika aku masih muda saat aku jauh merasa kesulitan daripada sekarang. Beberapa bulan terakhir memang sulit, tapi aku percaya aku akan membalikkan keadaan dan kuharap hal itu dimulai di sini di Paris.”
(rin/cas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar