Senin, 03 Juli 2017

Satlak Prima Ingin Gunakan SEA Games Jadi Pijakan menuju Asian Games

Satlak Prima Ingin Gunakan SEA Games Jadi Pijakan menuju Asian Games






Jakarta – Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) tidak banyak berharap pada hasil di SEA Games 2017, salah satunya karena ajang itu lebih dijadikan sebagai dasar pijakan menuju Asian Games di negeri sendiri tahun depan.

SEA Games akan berlangsung 19 hingga 30 Agustus 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Ada potensi Indonesia kehilangan pundi-pundi emas karena tuan rumah tidak mempertandingkan cabang-cabang andalan ‘Merah Putih’ seperti rowing, kano, kayak, dan angkat besi putri.

Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto mengatakan akan mengirim sekitar 554 alet di ajang tersebut. Jumlah itu diharapkan dapat mendulang setidaknya 50-59 medali yang diprediksikan bisa direbut Indonesia dari cabang-cabang olahraga yang diikuti.

“Berat, karena sebelumnya kita (Indonesia) cuma dapat 49 medali, jadi tambahannya cuma 10 medali, itu pun kalau beruntung,” kata Soetjipto usai melakukan rapat koordinasi dengan Chef de Mission SEA Games di Kantor KOI, Senayan, Jakarta, Senin (3/7/2017).

“Saya terus terang saja karena di olahraga tidak ada lompatan-lompatan raksasa, harus benar-benar terukur dan struktur yang teratur. Jadi kita gunakan SEA Games ini sebagai dasar pijakan menuju Asian Games. Jadi tidak berharap banyak di SEA Games ini,” tambahnya.

Di ajang pesta olahraga multicabang negara-negara Asia Tenggara itu tuan rumah Malaysia dan Thailand diprediksi bakal mendominasi medali. Tapi Soetjipto percaya Indonesia punya kans memperbaiki peringkat dari sebelumnya di posisi lima.

“Peringkat itu adalah hasil dari distribusi. Kalau Malaysia bisa ambil banyak-banyak 150-an medali, Thailand mengambil begitu banyak juga, hingga 503 total medali itu akan diambil oleh dua negara saja. Nah, sepertiganya dikeroyok sama yang lain, maka kita bisa naik (peringkat). Jadi distribusi normal medali itu juga tergantung oleh performa tuan rumah dan Thailand. Karena Thailand adalah yang paling kuat selama ini,” ungkapnya.

Selain peta persaingan, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) ini juga menyoroti masalah dukungan dari pemerintah. Untuk tahun 2017, anggaran Satlak Prima sebesar Rp 500 miliar. Jumlah itu menurut Soetjipto tidak cukup karena jumlah atlet yang dipelatnaskan mencapai seribu atlet.

“Salah satu kendala adalah dukungan, dan dukungan itu diakibatkan multifaktor, yang menyebabkan stagnasi dukungan ini. Sekarang sedang mati-matian diusahakan diurai. Termasuk masalah peralatan, itu benang kusut. Desakan dari Prima tiap hari,” katanya.

“Sehari saja, uang makan untuk satu atlet Rp 500 ribu, jika 1000 atlet maka 1 hari sebesar Rp 500 juta, jadi satu tahun total Rp 185 miliar. Itu hanya makan. Gaji, 1000 atlet, misalnya Rp 7,5 juta maka hampir Rp 90 miliar lebih. Tryout peralatan, enggak cukup Rp 440 miliar, enggak cukup. Makanya kami usulkan lagi tambahan Rp 90 miliar. Tapi itu belum diketok karena harus keputusan bersama dengan DPR,” ujarnya.



(mcy/krs)



Source by [author_name]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar