Jakarta – Tim nasional Menembak tetap bertekad meraih hasil terbaik di SEA Games 2017, kendatipun tidak ditargetkan medali oleh Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).
Sejak April lalu timnas Menembak sudah memulai pemusatan latihan untuk mempersiapkan diri menghadapi pesta olahraga multicabang se-Asia Tenggara yang kali ini akan dihelat di Malaysia pada bulan Agustus depan.
Total ada enam atlet yang dipersiapkan Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (PB Perbakin) untuk SEA Games mendatang. Mereka adalah Supriyono (10 meter pistol), Iwan Setiawan (50 meter pistol), Mohammad Hasan Busri (air rifle prone 50 meter), Dwi Firmansyah (3 posisi), Nauval Mahardikal (air rifle 10 meter), dan Fathur Gustavia (air rifle 10 meter).
Selama empat bulan tersebut, mereka sudah melakukan segala persiapan untuk mengasah teknik, fisik, dan mental. Kini mereka masuk ke tahap prakompetisi. Di tiga pekan tersisa mereka lebih banyak melakukan simulasi perlombaan menembak.
“Program kami sudah masuk prakompetisi. Jadi pelatnas dimulai April lalu, kemudian masuk akhir Juli ini kami lebih banyak melakukan simulasi,” kata Marsono, pelatih nasional Menembak, saat ditemui di Lapangan Tembak Senayan, Jumat (28/7/2017).
Simulasi ini juga didasarkan pada dua ujicoba yakni South East Asia Shooting Championship 2017 dan Islamic Solidarity Games di Baku, Azerbaijan, Mei lalu. Di SEASA, tim Menembak menggondol satu medali emas nomor 10 meter air rifle putra atas nama Noval dan satu medali perak pada nomor yang sama. Sedangkan di ISG tak ada medali yang berhasil dibawa pulang.
“Ya mungkin karena ISG itu kan seluruh dunia sehingga persaingannya pun cukup kuat. Selain itu, kami tidak bisa berlaga maksimal karena cuaca ekstrem seperti angin dan dingin. Jadi kami berkreasi,” katanya.
“Tapi di SEASA kami berhasil mendapat medali emas. Setidaknya itu bisa menjadi gambaran,” ucapnya.
Marsono sendiri menyebut dirinya tidak muluk muluk-muluk menargetkan medali di SEA Games nanti. Satlak Prima pun tidak mematok cabang Menembak mempersembahkan medali. Tapi ia menegaskan para atletnya tetap akan berusaha semaksimal mungkin.
“Kami memang tidak ditargetkan medali oleh Satlak Prima karena ini hanya jadi sasaran antara saja sebelum menuju Asian Games 2018. Walau begitu kami bersama atlet sepakat untuk memberikan hasil terbaik,” ujarnya.
Marsono menyebut persiapan atletnya memang tak mulus-mulus amat karena ada kekurangan ini-itu. Tapi mereka tak mau mengeluh. Selain karena memang punya tekad berkontribusi untuk negara, PB Perbakin pun siap menyokong termasuk dalam hal uang saku.
Ia juga mengungkap kedekatan yang ada di dalam timnya. Psikolog pun disediakan agar bisa jadi tempat curhat para atlet. Penting, karena di cabang Menembak urusan mental bisa pegang porsi sampai 90% dan baru sisanya perkara teknik.
“Kami juga ada sesi khusus untuk mengemukakan semua persoalan yang mungkin muncul saat perlombaan. Kami sudah seperti keluarga dalam pelatnas ini,” katanya.
“Untuk teknik, kami ada periodesasi. Persiapan umum, persiapan khusus, kemudian prakompetisi. Pada tahap prakompetisi itu cara melatihnya seperti kompetisi. Jadi pagi latihan diam dulu dan gerak dengan satu tangan. Lalu latihan ketenangan. Ada area bidikan dan trigger. Kemudian latihan ketahanan menopang senjata karena mereka akan berdiri sekitar 1,5 jam. Kemudian dilanjutkan latihan kering, yaitu menembak tanpa peluru, 30 menit, 90 menit, teknik satu, teknik dua,” katanya membeberkan.
(mcy/krs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar