Senin, 24 Juli 2017

Paruh Musim MotoGP 2017: Yang Konsisten, yang Mengecewakan, dan Para Kejutan

Paruh Musim MotoGP 2017: Yang Konsisten, yang Mengecewakan, dan Para Kejutan
Jakarta – Pada tulisan pertama di awal musim, saya sudah prediksi ketatnya persaingan musim ini. Gambaran persaingan yang sengit sebenarnya sudah terbaca sejak pramusim. Dengan regulasi yang berlaku, Dorna sebagai pihak penyelenggara berusaha menyajikan balapan yang seru dan menjadikan MotoGP sebagai tontonan yang tidak monoton.

Umumnya kita bisa memprediksi balapan MotoGP yang menang itu-itu aja. Mereka yang disebut sebagai fantastic four: Marquez, Rossi, Dani dan Lorenzo.

Dari separuh musim yang sudah dijalani beberapa kesimpulan bisa diambil. Muncul pebalap-pebalap yang sangat konsisten seperti Marquez, Rossi dan Dovi. Sementara beberapa yang lain tampil jauh di luar harapan, yang dibicarakan di sini, tentu saja, Jorge Lorenzo. Ada juga rider yang tampil mengejutkan, yang justru merupakan para rookie seperti Johann Zarco dan Jonas Folger.

Yuk, kita bahas satu per satu performa beberapa pebalap di separuh pertama musim 2017 ini:

Marc Marquez

Musim 2017 berjalan berat untuk Marquez di seri-seri awal, dia harus struggle di seri pertama dan kedua setelah gagal dapat podium. Baru pada balapan ketiga dia bisa naik podium, dan sekaligus meraih gelar juara.

Sukses Marquez itu juga didasari karena track record-nya yang sangat bagus di sirkuit COTA Amerika Serikat. Marc tercatat selalu menempati pole position dan diakhiri dengan podium utama.

Peralihan dari tipe mesin screamer ke tipe bing bang memberi pengaruh dalam perbaikan performa Marquez. Perbedaan karakter mesin tersebut mau tak mau memaksa pebalap dan mekanik Honda beradaptasi secara detil terhadap hal-hal kompleks.

Dengan sejauh ini mengumpulkan 129 poin dan jadi pemuncak klasemen, Mac berpeluang mempertahankan titel juara dunianya.

Maverick Vinales

Vinales menjalani start impian pada dua seri pertamanya di atas motor Yamaha. Di Qatar dan Argentina dia meraih podium tertinggi, yang membuatnya mengumpulkan poin sempurna 50. Statistik tersebut makin membuat Vinales menegaskan dirinya sebagai pesaing utama Marquez di perebutan titel juara dunia. Apalagi dia punya karakter balap agresif.

Tapi faktanya, kedua pebalap tidak pernah fight di 9 seri yang sudah berlangsung. Padahal ini yang dinantikan penonton setia MotoGP. Marquez dan Vinales tidak pernah benar-benar berduel di atas lintasan, malah mereka belum sekalipun sama-sama naik podium. Satu-satunya ‘duel’ terjadi di sesi latihan bebas MotoGP Jerman.

Tiga kali finis di luar podium serta dua kali gagal finis membuat Vinales kehilangan puncak klasemen yang sempat dia punya. Tapi dengan dukungan Team Yamaha Factory, banyak pengamat masih meyakini Vinales masih menjadi kandidat juara dunia.

Andrea Dovizioso

‘Wow’ adalah ekspresi yang tepat untuk menggambarkan penampilan Dovi di sembilan balapan pertama musim ini. Dua kemenangan dan statistik tidak pernah finis di luar delapan besar (kecuali saat jatuh di Argentina) menunjukkan daya saing rider asal Italia ini.

Bukan tak mungkin Dovi punya kesempatan untuk jadi juara dunia bersama Ducati, melanjutkan apa yang diraih Casey Stoner 10 tahun yang lalu. Perlu diketahui, Stoner menjadi juara dunia dalam atmosfer balap yang sangat berbeda dengan keadaan dan regulasi saat ini. Tidak ada batasan penggunaan mesin, tidak ada one make tire dan tidak ada one make ECU.

Dua kemenangan didapat Dovizioso di paruh pertama musimDua kemenangan didapat Dovizioso di paruh pertama musim (Mirco Lazzari gp/Getty Images)

Dovi juga bisa dibilang punya jam terbang yang tinggi di atas motor buatan Italia tersebut dibandingkan yang lainnya. Dan pastinya, Ducati bakal berusaha semaksimal mungkin untuk meraih puncak klasemen pebalap dan konstruktor di akhir musim.

Valentino Rossi

Ada fenomena menarik pada Valentino Rossi di paruh pertama musim ini. Dia kerap dapat hasil yg kurang bagus di free practice 1-4, bahkan sampai kualifikasi. Tapi saat balapan penampilannya berubah, yang membuatnya sudah mengoleksi empat podium. Termasuk satu kemenangan di Assen.

Kenapa bisa begitu? Vale tidak mengutamakan lap time, melainkan pace lap. Vale sadar betapa pentingnya starting grid, tapi itu bukanlah segalanya. Ada yang jauh lebih penting yaitu podium dan poin tentunya.

Walaupun baru dapat satu kemenangan di Assen, The Doctor terbilang sangat konsisten. Bertengger di posisi empat klasemen dengan hanya terpaut 10 point dari Marc Marquez, itu artinya Vale sejauh ini masih bisa menjaga berpeluang menjadi juara dunia.

Dani Pedrosa

Hasil yang tidak buruk untuk Pedrosa tahun ini dengan meraih lima kemenangan dari sembilan balapan yang dilalui. Pedrosa malah membuat kejutan saat menang di Jerez.

Dari satu balapan ke balapan lain, dia selalu punya kesempatan untuk naik podium. Dengan gaya balap yang sempurna antara tikungan kanan dan kiri, Dani juga pebalap yang konsisten. Hanya saja dia punya kondisi yang kurang menguntungkan karena posturnya yang 158cm dan bobot hanya 48 kg. Dani Kesulitan mendapatkan grip ban maksimal, tetapi unggul di akselerasi karena memiliki bobot paling ringan di antara rider lainnya.

Johann Zarco dan Jonas Folger

Berstatus newcomer, Johan Zarco berhasil memaksa banyak orang menaruh perhatian padanya. Meski beraksi dengan motor tim satelit, Zarco tampil gemilang di beberapa balapan.

Dia sudah menjadi pusat perhatian saat memimpin balapan pada seri pembuka di Qatar, meski pada akhirnya gagal finis karena crash. Padahal andai saja di seri pertama Zarco tidak terjatuh, bisa saja dia menempati podium utama pada sirkuit tersebut.

Zarco tampil penuh kejutan di balapan-balapan berikutnya, termasuk saat naik podium kedua di Prancis. Kecuali crash di Qatar dan finis ke-14 di Belanda, Zarco tak pernah dapat hasil lebih buruk dari finis di urutan sembilan.

Hal yang sama juga dialami oleh Jonas Folger, yang menempati posisi tujuh di klasemen pebalap. Sama-sama pendatang baru dari team satelite yang juga sama, keduanya sama-sama dianggap “dark horse” untuk kelas para raja.

Folger nyaris menang pada balapan kandang di MotoGP Jerman. Namun itu terhalang gara-gara grip ban menurun drastis di second last lap. Well, good result for a new comer.

Lorenzo dan Rider Lainnya

Penurunan performa Jorge Lorenzo mungkin sudah diprediksikan. Tapi dua kemenangan yang sudah diraih Dovizioso membuat Lorenzo makin dapat nilai jelek. Setelah sembilan balapan, dia kini duduk di posisi sembilan dengan capaian terbaik berupa podium ketiga di Jerez.

Sejauh ini Ducati menunjukan performa yang sangat baik. Lorenzo sebenarnya juga pebalap yang sangat rapi, sangat bagus dan masih dianggap sebagai top level rider motogp.

Lorenzo tampil mengecewakan di separuh pertama musimLorenzo tampil mengecewakan di separuh pertama musim (AFP PHOTO / ROBERT MICHAEL)

Apakah adaptasi menjadi kendala? Kemungkinan terbesar begitu. Perbedaan karakter yang sangat mencolok antara Yamaha dan Ducati membuat Lorenzo kepayahan. Yamaha dikenal sebagai motor yang paling bagus handling-nya, sedangkan Ducati justru paling sulit handlingnya. Butuh adaptasi tingkat tinggi untuk Lorenzo bisa menguasai Ducati secara keseluruhan.

Berbanding terbalik dengan Lorenzo, Danilo Petruci tampil impresif musim ini dan menuai banyak pujian. Pebalap satelite Ducati dari Team OCTO Pramac Racing ini menyita perhatian dengan beberapa kali naik podium. Inilah bukti keberhasilan regulasi Dorna yang ingin membuat balapan di kelas Motogp lebih ketat, lebih kompetitif antara team factory dan satelite.

****

Paruh musim kedua MotoGP akan dimulai pada 6 Agustus mendatang di Sirkuit Brno, Republik Ceko. Gap point yang sangat rapat antara pebalap menjanjikan tontonan yang seru di sembilan sesi terakhir. Layak kita nantikan drama apalagi yang akan tersaji di seri-seri tersebut.

Mungkinkah pabrikan seperti Aprilia, Suzuki dan KTM mengganggu dominasi big five klasemen? Ataukan Cal Crutchlow, Andrea Ianone, Aleix Espargaro gantian bangkit di separuh musim kedua?

Kita lihat dan saksikan bersama-sama.

Wassalam.

====

Penulis adalah orang yang tidak punya hobi apa-apa, selain otomotif dan sepeda. Mantan pebalap nasional dan asia dalam kurun waktu 15 tahun. Instruktur untuk pebalap muda binaan Astra Honda Motor serta founder @43racingschool pemilik akun Instagram @mfadly43

(din/cas)



Source by [author_name]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar