Banyuwangi – Banyuwangi Ijen Green Run 2017 digelar, Minggu (23/7/2017) ini. Ada 550 pelari lokal dan internasional beradu cepat. Ada tradisi unik sebelum lomba itu dimulai.
Banyuwangi Ijen Green Run tahun ini mengambil rute dari rest area Jambu Desa Tamansari, Kecamatan Licin Banyuwangi. Tahun ini terdapat tiga kategori lomba, 5 kilometer, 15 kilometer, dan 27 kilometer. Sejumlah negara ikut ambil bagian seperti Jerman, Perancis, Denmark, Jepang, Kenya.
Adalah Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang membuka ajang yang memasuki tahun keduanya itu. Ada ritual unik pada perhelatan tahun ini di mana seluruh peserta minum air dari kendi yang melambangka kesehatan dan kekuatan selama berlari. Para penari juga meramaikan acara.
Ijen Green Run merupakan sport tourism, wisata yang dipadu dengan olahraga. Selain berlari menyusuri kaki Gunung Ijen yang terkenal dengan api birunya, mereka juga menikmati tradisi lokal Banyuwangi.
“Even ini tidak hanya kompetisi olahraga tapi juga sebuah even turisme dimana pelari bisa menikmati pemandangan alam Ijen yang indah di sepanjang lintasan. Selamat berlomba,” kata Anas saat membuka acara.
Sejumlah pelari trail profesional juga turut ambil bagian di kompetisi ini. Salah satunya adalah Ruth Theresia asal Bandung. Ruth merupakan pelari profesional yang merupakan pemenang Ijen Green Run tahun lalu. Tahun ini Ruth mengikuti lomba di lintasan 27K.
“Rute Ijen green run tahun lalu cenderung mudah untuk ditempuh. Kalau tahun ini menurut saya elevasinya lebih menantang tapi tetap optimis akan menang lagi,” kata Ruth.
Sementara salah satu peserta, Malene asal Denmark, mengaku sangat antusias mengikuti lomba lari lintas alam ini. Sebelumnya, Malene pernah bekerja menjadi peneliti di Ijen.
“Saya sangat senang ikut lomba ini. Pemandangan alam Ijen sangat indah. Tidak hanya ikut kompetisi tapi saya ingin kembali melihat berbagai pepohonan, hewan dan menikmati udara di alam,” katanya.
(mrp/mrp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar