Rabu, 26 Juli 2017

Cerita Samin Dari Iran: Latihan Putra-Putri Dipisah, Tidak Ada Ganda Campuran

Cerita Samin Dari Iran: Latihan Putra-Putri Dipisah, Tidak Ada Ganda Campuran






Jakarta – Kehadiran Samin Abedkhojasteh pada Kejuaraan Asia Bulutangkis Junior mencuri perhatian penonton. Dia membeberkan kebiasaan berlatih hingga mimpinya untuk mengembangkan bulutangkis Iran.

Penampilan Samin sangat mencolok di antara peserta Kejuaraan Asia Bulutangkis Junior di Jaya Raya Sports Hall Training Center, Jakarta. Posturnya menjulang. Hidungnya mancung. Dia makin tampak berbeda dengan celana dan kaos lengan panjang, serta berhijab.

Samin adalah peserta dari Iran. Dia memang sudah kalah di babak pertama pada kategori perorangan. Pemain 18 tahun itu disingkirkan wakil tuan rumah, Savira Sandradewi.

Tapi, ambisi Samin tak ikut limbung. Samin akan pulang dan berlatih keras lagi di negaranya bersama para pebulutangkis nasional putri Iran lainnya.

Samin bilang bulutangkis di Iran hanya memainkan nomor tunggal dan ganda putra-putri, tidak ada ganda campuran. Saat berlatih, atlet putra dan putri pun melakoni pada sesi terpisah.

“Kami juga punya turnamen Iran International Challenge dan hanya memainkan nomor tunggal dan ganda saja, tidak termasuk ganda campuran,” kata Samin seperti dikutip Badminton Indonesia.

Penampilannya yang berhijab, sering kali kalah di babak awal, dan cara latihan yang berbeda itu tak menyurutkan semangat Samin. Dia memiliki satu sosok yang jadi panutannya untuk terus menekuni bulutangkis. Dia Carolina Marin.

Ya, diakui atau tidak, kehadiran Marin telah membangunkan negara-negara nonbulutangkis untuk ikut meramaikan persaingan. Marin yang lahir di Spanyol berhasil mendobrak kekuatan tradisional dengan menjadi juara dunia dua kali dan menjadi pemilik medali emas Olimpiade dari nomor tunggal putri.

Samin ingin meniru Marin.

“Pemain favorit saya adalah Carolina Marin. Saya suka cara bermainnya. Saya juga ingin seperti dia. Datang dari Spanyol yang tidak familiar dengan bulutangkis, tapi karena prestasinya, orang Spanyol mulai kenal bulutangkis,” ucap dia.

“Saya ingin seperti Marin. Karena, di Iran olahraga yang terkenal hanya sepakbola dan gulat,” ujar Samin.

Adalah kedua orang tuanya yang mengenalkan Samin kepada bulutangkis. Sejak usia balita dia sudah diajak ibundanya, yang hobi bulutangkis, ke lapangan.

Lama-lama, dia pun jatuh cinta. Setelah berulang kali membawa nama sekolah, Samin mendapatkan kepercayaan bergabung bersama tim nasional Iran.

“Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan melalui bulutangkis. Saya bisa ikut berbagai turnamen di luar negri membawa nama negara. Saya juga bertemu dengan banyak pemain bulutangkis hebat dari negara lain,”http://ift.tt/2tJ867N; kata Samin.

“Saya berterima kasih kepada federasi bulutangkis Iran yang sudah memberikan kesempatan buat saya bertanding. Saya berharap suatu saat nanti bisa memberikan hasil yang membanggakan untuk federasi saya,” tutur dia.

Setioap harinya, Samin berlatih setelah jadwal sekolah usai. Latihan berlangsung dua kali, pada siang dan sore hari. Jika libur sekolah, latihan diadakan pada siang dan sore hari.

Tahun depan, Samin mulai memasuki universitas. Ia mengatakan masih akan terus aktif bermain bulutangkis dan mencapai target-target pribadinya.

“Targetnya saya ingin mewakili negara di level-level dunia, seperti Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan Kejuaraan Asia,” katanya.



(fem/krs)



Source by [author_name]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar