Baku – Sean Gelael menegaskan bahwa mengaspal di Sirkuit Baku City tidaklah mudah. Sirkut yang berada di negara Azerbaijan itu dinilai terlalu tricky.
Seri keempat F2 akan akan berlangsung di Sirkuit Baku City, 23-25 Juni. Sirkuit dengan panjang lintasan mencapai 6,006 kilometer dan punya 20 tikungan tidak akan mudah untuk para pebalap yang melintas di Baku.
Bagi Sean, yang menjadi pebalap tim Pertamina Arden, Sirkuit Baku dinilai terlalu rumit. Keberhasilan untuk mengasapal di sirkuit yang baru digunakan pada 2016 inipun tidak hanya bergantung pada pebalap, melainkan juga jadi andil para mekanik.
“Sirkuit Baku tricky bagi semua pebalap karena biasanya lintasan baru yang jarang dipakai balapan masih licin,” kata Sean, dalam rilis yang diterima detikSport.
Pada balapan kali ini Sean akan didampingi oleh engineer baru, Manuel Aboy, sebagai bagian dari penyegaran di tubuh tim Pertamina Arden. Menurut Aboy, tim harus menyiapkan mobil yang andal agar Sean bisa fokus dan optimal saat membalap.
Sementara itu, CEO F2, Bruno Michel, mengatakan bahwa Sirkuit Baku sama menariknya dengan balapan di Circuit de Monaco. Para mekanis harus lihai dalam menyeting mobil untuk menyesuaikan kondisi lintasan.
“Ini tantangan berat bagi mekanis untuk menyiapkan setelan mobil yang pas. Di satu sisi, ada lintasan lurus yang memungkinkan mobil dipacu kencang, tetapi di sisi lain ada tikungan tajam beruntun yang mengharuskan mobil memperlambat kecepatannya. Ini akan menjadi balapan yang seru,” kata Bruno.
Musim lalu, Sean mendapat hasil positif pada balapan pertama (Feature) di Sirkuit Baku. Meski memulai balapan dari posisi ke-20, Sean bisa finis di urutan ketujuh sekaligus meraih poin pertamanya.
Sial bagi Sean, pada balapan kedua (Sprint) Sean tak bisa melanjutkan balapan karena mobilnya ditabrak pebalap lain, padahal ketika itu pebalap 20 tahun itu memulai sprint race dari grid kedua.
(cas/cas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar