Jakarta – Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) mengklaim persoalan seluruh manajer cabor yang tidak masuk kontingen SEA Games 2017 telah beres. Mereka masuk ofisial tambahan yang dibiayai Satlak Prima.
Diberitakan sebelumnya, beberapa manajer mengeluhkan nama mereka tak masuk daftar kontingen dan bahkan ada pelatih asing yang tak turut terbawa.
Komite Olimpiade Indonesia (KOI) tak ingin disalahkan terkait persoalan itu. Menurutnya, jumlah yang masuk SK kontingen sudah menyesuaikan dengan data yang diberikan Prima kepada mereka.
Mereka juga menampik adanya pemangkasan kontingen. Semua sudah sesuai aturan di mana jumlah ofisial diambil dari 50 persen jumlah atlet yang diberangkatkan.
Merespons hal itu, Wakil Ketua Satlak Prima, Lukman Niode, mengatakan segala sesuatunya sudah beres. Termasuk persoalan nama manager yang tidak masuk dalam daftar kontingen SEA Games 2017 Malaysia.
“Semua manajer cabor sudah masuk semua. Selain dari SK KOI. Ada juga yang masuk dalam ekstra ofisial yang dibiayai Satlak Prima,” kata Lukman ketika dikonfirmasi detikSport, Minggu (6/8/2017).
“Jadi untuk ID, hotel, dan lain-lainnya di masing-masing cabor terkait sudah diakomodir oleh Satlak Prima,” lanjut dia tanpa menjelaskan jumlah yang diakomodasi.
Lukman juga menyebut jika anggaran ekstra ofisial di luar dari biaya kontingen SEA Games sebesar Rp 41,5 miliar. Di mana jumlah itu rencananya akan membiayai kontingen Indonesia berjumlah 857 orang, yang terdiri dari 534 atlet, 166 ofisial, 55 tim CdM, dan 102 atlet serta ofisial yang ditanggung oleh PB/PP Cabor.
Sebagai gambaran, dana Rp 11 miliar dari Rp 41,5 miliar merupakan limpahan dari anggaran Satlak Prima. Di mana rinciannya, Rp 5 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, sementara Rp 6 miliar merupakan anggaran Prima dari realokasi dana pembangunan Olympic Center.
“Biayanya? di luar (Rp 41,5 miliar). Tidak masalah di luar kontingen dan dibantu ekstra ofisial oleh Prima,” ucap Lukman.
(mcy/mrp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar