Kamis, 10 Agustus 2017

Bridge Revisi Target di Asian Games 2018

Bridge Revisi Target di Asian Games 2018






Jakarta – Pengurus Besar Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI) harus merevisi target medali Asian Games 2018 seiring dikuranginya nomor pertandingan.

Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia) dan Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) sempat tarik-ulur mengenai jumlah nomor pertandingan bridge. Walhasil, Indonesia kini membidik 2-3 medali emas, turun dari sebelumnya lima.

“Awalnya memang lima medali emas karena ada 11 nomor yang dipertandingkan. Tetapi karena menurun jadi enam nomor makanya kami hanya berani dua emas,” kata Ketua PB GABSI Ekawahyu Kasih di kawasan Slipi, Jakarta, Kamis (10/8/2017).

“Rupanya, terakhir ini katanya ada delapan nomor yang dipertandingkan kalau begitu kami bisa patok target tiga emas. Tapi karena belum resmi kami juga belum bisa bicara. Dua emas itu peluangnya bisa dari nomor men team, mix team, super mix team, dan women team. Sebenarnya dari enam saja bisa tiga emas karena nomor open pairs juga potensi, tapi saya tetap bidik dua. Ya, kita tunggu saja keputusannya akhir seperti apa.”

“Sejauh ini pun kami sudah terus mendorong agar nomor yang dipertandingkan tetap banyak. Tapi akhirnya keputusan pada OCA merestui atau tidak,” tuturnya.

Pada kesempatan terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal INASGOC Harry Warganegara mengatakan bahwa bridge akan mempertandingkan delapan nomor.

“Hanya nomornya apa saja itu yang belum diputuskan, kemungkinan pada 18 Agustus nanti saat rapat Koorkom Asian Games di Jakarta,” kataanya.

Pemangkasan itu dilakukan terkait efisiensi anggaran dari pemerintah Indonesia. “Kan katanya harus hemat dan efisiensi makanya ada pengurangan nomor yang dilakukan. Sekarang jumlah nomor sudah fixed 431 dari sebelumnya sekitar 480-an nomor yang diusulkan di Asian Games 2018.”

Bridge Gelar Test Event di Akhir Tahun

Terkait persiapan menuju Asian Games tahun depan, PB GABSI juga akan menggelar test event pada 8 November sampai 5 Desember mendatang untuk uji coba sekaligus mengukur kemampuan tim. Ada 10-14 negara yang direncanakan hadir di test event tersebut.

“Sebenarnya yang akan kami undang 10 negara cuma kelihatannya banyak yang akan ikut jadi diperkirakan sampai 14 negara,” kata Eka.

“China dan Jepang, serta Korea Selatan juga sudah mengajukan untuk ikut test event. Tapi untuk ikut Asian Games sepertinya tidak bisa karena federasi bridge di negaranya belum masuk National Olympic Committee-nya. Padahal itu salah satu syaratnya. Saya bilang kalau Anda mau test event ya bisa datang saja, karena ada surat dari federasi internasional saja cukup. Tapi kalau AG 2018 yang daftar adalah NOC Korea.

“Anggaran dikatakan INASGOC maksimum Rp 2 miliar. Lebih dari itu PB yang menanggung, kurang dari itu tentu dikembalikan. Tapi tentu akan lebih karena untuk sewa tempat saja sudah berapa? ballrooom hotel itu sehari bisa sekitar Rp 200 juta satu hari, dikalikan tujuh hari. Itu belum hotel, akomodasi, dan lainnya untuk peserta. Jadi memang mahal sekali,” tuturnya.

Mengantisipasi kemungkinan melonjaknya anggaran untuk test event nanti, Eka akan membatasi jumlah peserta yang ditanggung oleh tuan rumah, yakni 10 orang.

“Karena seperti India itu konfirm akan mengirim 20 atlet, begitu juga dengan Thailand dalam jumlah sama. Ibarat main saja empat tim bisa sampai 24 orang, belum ditambah ofisial. Yang kami tanggung banyak tidka hanya hotel tapi akomodasi dan lainnya, makanya kami batasi hanya 10 atlet yang ditanggung dan minimum satu atlet harus ikut dua nomor.”



(mcy/krs)



Source by [author_name]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar